Gerakan 14 Februari Sebagai Hari Internasional Menutup Aurat terus berjalan. Aksi perlawanan terhadap Hari Valentine’s Day yang dimotori Teachers Working Group ini sudah digelar di berbagai kota. Dari mulai Indonesia hingga mancanegara.
“Sejauh ini sudah lebih dari 50 Kota di seluruh Indonesia. Sebelas negara bagian di Malaysia. Empat kota di Hongkong. Dua kota di Makau dan UK di Hudderfiled dan London,” tegas Herry Nurdi, Koordinator aksi kepada Eramuslim.com, Rabu (8/2).
Dalam aksinya, mereka melakukan door to door kepada publik untuk segera menutup aurat. Tidak sedikit para aktivis Gerakan Menutup aurat ini berdiri di pinggir jalan dan membentangkan spanduk ajakan untuk menutup aurat.
“Sebisa mungkin tidak orasi. Pendekatan kami adalah personal one on one kepada publik tapi akan ada yel-yel yang menarik, dan menebarkan salam," tandas Herry Nurdi.
Herry menegaskan bahwa selama ini banyak respon positif mengalir terhadap gerakan ini. “Respon masyarakat sangat positif. Ada yang mendukung on the spot, mengacungi jempol, dan bermacam lagi,” sambungnya.
Namun juga tidak sedikit yang menolak. Herry mengatakan bahwa terjadi kesalah fahaman bahwa menutup aurat hanya pada tanggal 14 Februari saja. Padahal, menurut Herry, tidak ada maksud demikian.
“Yang salah faham, kami jelaskan. Mereka biasanya reaktif saja, Insya Allah mudah mengerti. No problem, ini free country. Boleh nolak juga, tapi karena ini free country maka kami manfaatkan untuk kebaikan juga,” terangnya panjang lebar.
Mantan Pimred Sabili ini juga berpesan kepada muslimah yang belum berjilbab untuk segera berjilbab. Karena dengan berjilbab banyak kenikmatan yang dapat dirasakan. “Pelajari jilbab, rasakan manfaatnya, dan reguk kenikmatan,” tegasnya. (Pz)
0 comments:
Post a Comment